Mitos Bisnis Amoral
Mitos bisnis amoral
mengungkapan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika
tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika
dan moralitas. Keduannya adalah dua bidang yang terpisah satu sama lain.
Etika justru bertentangan
dengan bisnis yang ketat, maka orang bisnis tidak perlu memperhatikan
imbauan-imbauan, norma-norma, dan nilai-nilai moral. Bisnis memang sering
diibaratkan dengan judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau
permainan penuh persaingan yang ketat.
Tidak sepenuhnya benar bahwa
sebagai sebuah permainan (judi) harus dibedakan antara legalitas dan moralitas.
Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Pemberitan, surat pembaca, dan
berbagai aksi protes yang terjadi dimana-mana untuk mengecam berbagai
pelanggaran dalam kegiatan bisnis yang tidak baik, menunjukan bahwa masih
banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara
baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
Contoh kasus bisnis amoral :
1. penjual cabai yang mengharapkan laba
atau keuntungan yang besar sehingga mereka melakukan tindakan bisnis amoral
dengan cara mempermainkan timbangan. Contoh jika seorang ibu membeli cabai ke
pedagang tersebut sebanyak 1 kg tetapi cabai yang di dapat oleh si ibu hanya 9
ons. Disini kesimpulannya ada tindakan bisnis amoral yang dilakukan oleh si
pedagang cabai, si pedagang ingin mendapatkan laba atau keuntungan yang besar
dengan cara tindakan yang tidak bermoral.
2. pemasaran adalah suatu proses pengenalan
produk yang di jual kepad konsumen, namun disini ada juga tindakan amoral yang
dilakukan, contoh seorang sales memperkenalkan produk perusahaannya, pada saat
memperkenalkan produk tersebut, sampel yang di perkenalkan tidak sebagus dengan
barang yang dibeli konsumen. Disini bisa dilihat ada tindakan kecurangan dalam
berbisnis yaitu menipu konsumen dengan cara memperlihatkan sampel yang
sedemikian perfect namun ketika si konsumen membeli produk tersebut, produk
tersebut tidak sebagus seperti sampel yang diperkenalkan oleh sales.
Dari dua contoh kasus tersebut bisa
dilihat tindakan bisnis amoral yang dilakukan untuk mendapatkan laba atau
keuntungan yang besar namun melanggar etika dan moral.
Thanks infonya. Oiya ngomongin mitos, saya juga nemuin artikel menarik nih yang ngebahas tentang mitos kesuksesan yang masih dipercaya banyak orang. Cek di sini ya man teman: Jangan percaya mitos tentang sukses ini
BalasHapus